4 Fakta dan Mitos tentang Rambut Kemaluan

4 Fakta dan Mitos tentang Rambut Kemaluan


 Obat Wasir Stadium 3
4 Fakta dan Mitos tentang Rambut Kemaluan,- Rambut kemaluan merupakan salah satu bagian tubuh yang banyak diselimuti mitos. Padahal tidak semua mitos itu benar, ada pula yang ternyata benar-benar mitos.

Salah satu contohnya adalah rambut kemaluan yang lebat membuat penis pria tampak lebih besar. Ini sudah dipastikan tidak benar. Ukurang penis tergantung oleh genetik dan kebugaran fisik, bukan lebat atau tidaknya rambut kemaluan.

Di sisi lain, mitos soal rambut kemaluan harus dicukur segala berkala juga bukan kabar bohong. Mencukur rambut kemaluan merupakan salah satu cara untuk menjaga tetap higienis dan kering sehingga terhindar dari infeksi jamur.

Lalu selain dua hal tersebut, apa lagi mitos-mitos yang ada soal rambut kemaluan? Berikut 4 fakta dan mitos lain tentang rambut kemaluan yang mungkin Anda belum ketahui.

1. Bisa jadi sarang kutu?

Tak hanya rambut di kepala, kutu pun bisa bersarang di rambut kemaluan. Baik pria maupun wanita dapat menjadi sarang tempat kutu ini berkembang biak.

Wujudnya sangat kecil, tetapi ulahnya sangat menjengkelkan. Kutu rambut kemaluan adalah parasit yang akan memaksa seseorang untuk menggaruk-garuk daerah rambut pubis, khususnya jika tidak terawat dan terjaga kebersihannya.

Baca juga: Obat Wasir

"Kutu ini kadang menular melalui kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi. Gejalanya gatal dan kadang ada bercak darah atau bintik hitam di celana dalam yang merupakan kotoran kutu," kata Dr Pang Shiu Ming, seorang dermatolog dari Singapore General Hospital.

2. Berpengaruh terhadap kepuasan seksual?

Sebagian pria dan wanita lebih senang mencukur rambut kemaluannya hingga gundul. Namun ada juga yang sengaja menumbuhkan rambut hingga lebat karena dipercaya dapat membangkitkan menambah kepuasan ketika melakukan hubungan seksual.

Terkait hal tersebut, dr Dani Djuanda SpKK menuturkan untuk area di 'bawah sana' ingin dibiarkan 'gondrong' atau 'gundul' terserah tergantung pada si pemilik karena bisa jadi ini soal selera.

"Bulu kemaluan tidak perlu dicukur, yang penting dijaga kebersihannya. Kan fungsinya sebagai peredam saat melakukan hubungan seksual. Jika area ini dibiarkan jorok, maka kuman bisa masuk, kutu di bulu kemaluan juga bisa bersemayam,' papar dr Dani.

3. Dicukur makin lebat?

Sama-sama rambut, namun rambut di kepala dan sekitar kemaluan manusia berbeda. Jika rambut kepala tak dicukur, rambut akan terus tumbuh dan semakin panjang. Hal tersebut ternyata tak berlaku bagi rambut kemaluan.

Pakar andrologi mengatakan bahwa pertumbuhan rambut kemaluan akan terhenti setelah 2 bulan. Sehingga, sebenarnya tak mencukur rambut kemaluan pun tak apa-apa karena rambut tidak akan tumbuh gondrong dan panjang.

Yang harus diperhatikan ada kebersihannya. Jika tak rajin dibersihkan, rambut kemaluan bisa jadi sarang jamur, bakteri hingga kutu.

4. Waxing aman untuk kulit?

Metode waxing menjadi salah satu cara favorit wanita untuk menghilangkan rambut kemaluan. Dokter mengatakan bahwa waxing sangat rentan menyebabkan infeksi kulit karena kulit juga ikut terkelupas.

Pengupasan kulit bisa membuat seseorang rentan terhadap segala macam virus, termasuk kutil kelamin, herpes, impetigo, dan kurap. Dua tahun lalu, peneliti di University of California, San Fransisco memperingatkan bahwa tren itu menyebabkan peningkatan lima kali lipat jumlah perempuan yang dirawat di rumah sakit dengan luka pada alat kelaminnya.

Selain itu, penggunaan lilin yang tebal dan lengket akan sulit dicuci sehingga meningkatkan material panas di kulit dalam jangka waktu lama. Hal ini bisa mengakibatkan luka bakar atau munculnya jaringan parut. Sedangkan, pakar lain mengatakan bahwa selangkangan merupakan bagian yang paling berisiko karena kulit di daerah itu lebih tipis.